Belakangan ini, dunia pertelevisian di Inggris dihebohkan dengan kemunculan seorang dominatrix profesional bernama Jane dalam sebuah acara TV. Kehadirannya memicu perbincangan hangat di kalangan penonton dewasa. Namun, apa sebenarnya peran seorang dominatrix, dan bagaimana praktik BDSM dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari?
Dominatrix: Antara Sensasi dan Edukasi
Dalam wawancara dengan Mirror UK, seorang dominatrix bernama Mistress Jane (72) berbagi kisah seputar dunia BDSM. “Banyak orang punya anggapan salah tentang pekerjaan saya,” ujarnya. “Semua yang saya lakukan dilakukan dengan persetujuan, dan justru banyak klien saya yang merasa lebih percaya diri setelah menjalani sesi.”
Kemunculan Jane di layar kaca langsung menjadi perbincangan hangat. Salah satu penonton bahkan berkomentar di media sosial, “Ini pertama kalinya saya melihat dominatrix di TV, dan saya benar-benar terkejut. Tapi setelah mendengar penjelasannya, saya jadi penasaran.”
Pengalaman Sebagai ‘Nenek’ Dominatrix
Saat berbagi pengalaman, Jane menceritakan pengalaman dengan salah seorang kliennya yang tak terlupakan. Kliennya tersebut memiliki fetish unik: ingin disetrum sebagai bagian dari sesi BDSM.
“Ada klien yang meminta saya untuk menyetrum mereka. Saya tentu saja melakukannya dengan aman dan sesuai dengan batas yang telah disepakati,” ujar Jane dalam wawancara dengan Mirror UK.
Mendengar pengalaman ini, reaksi masyarakat pun beragam. Beberapa merasa kaget, sementara yang lain menganggapnya sebagai bentuk ekspresi diri yang sah.
Kenapa Ada Orang yang Suka Disetrum?
Bagi yang tidak familiar dengan dunia BDSM, permintaan seperti ini mungkin terdengar aneh. Namun, dilansir dari Psychology Today, menurut Dr. Gloria Brame, seorang seksolog dan penulis buku Different Loving, sensasi seperti disetrum dapat merangsang saraf dengan cara tertentu dan menciptakan “high” alami. “Banyak orang menikmati sensasi ini karena dapat meningkatkan adrenalin dan dopamin di otak,” jelasnya.
Teknik ini dikenal sebagai electrostimulation dalam BDSM. Dengan menggunakan alat seperti violet wand atau TENS unit, sensasi kejutan listrik ringan bisa memberikan rasa geli, nyeri ringan, atau bahkan kenikmatan seksual bagi beberapa orang.
Klien dari Berbagai Profesi
Meski sudah berusia 72 tahun, Mistress Jane masih memiliki banyak klien, termasuk pria mapan, eksekutif bisnis, dan bahkan pasangan yang ingin mengeksplorasi BDSM.
“Banyak dari mereka datang kepada saya bukan hanya untuk kesenangan, tetapi juga untuk pelepasan stres,” kata Jane. “BDSM bisa menjadi cara bagi mereka untuk melupakan tekanan hidup sehari-hari.”
Menurut sebuah studi dari Journal of Sex Research, orang-orang yang terlibat dalam BDSM sering kali memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan hubungan interpersonal yang lebih sehat.
Apakah Aman Menjadi Dominatrix pada Usia Tua?
Mungkin banyak yang bertanya, bagaimana seorang wanita berusia 72 tahun masih bisa aktif sebagai dominatrix?
Menurut Dr. Justin Lehmiller, peneliti dari The Kinsey Institute, aktivitas BDSM sebenarnya tidak memiliki batasan usia. “Selama seseorang masih memiliki kesehatan yang baik dan memahami batasan serta keamanan, tidak ada alasan mengapa mereka tidak bisa tetap aktif,” jelasnya.
Mistress Jane sendiri mengaku bahwa pekerjaannya membuatnya tetap merasa kuat dan percaya diri. “BDSM bukan hanya tentang kontrol, tapi juga tentang memahami diri sendiri dan orang lain. Saya menikmati setiap momennya,” katanya.
Kisah Mistress Jane membuktikan bahwa BDSM bukan sekadar fantasi liar, tetapi juga memiliki sisi edukasi, eksplorasi diri, dan bahkan terapi. Dengan pemahaman yang tepat, BDSM dapat menjadi pengalaman yang aman dan menyenangkan bagi siapa saja, tanpa memandang usia.