Disfungsi ereksi (DE) sering kali jadi mimpi buruk bagi pria. Selain bikin stres, masalah ini juga bisa merusak kepercayaan diri dan hubungan. Tapi tenang, ada kabar baik! Tim ilmuwan dari Amerika Serikat, China, dan Jepang baru saja mencetak sejarah—secara harfiah! Mereka berhasil membuat jaringan penis menggunakan teknologi 3D bioprinting.
Menurut Medical Express, sekitar 40% pria usia 40 hingga 40 tahun ke atas mengalami DE. Dengan adanya teknologi ini, masa depan pengobatan DE bisa berubah drastis. Yuk, kita kupas tuntas bagaimana teknologi cetak 3D ini bekerja dan apa artinya bagi pria di seluruh dunia!
Bagaimana Teknologi Cetak 3D Ini Bekerja?
Ilmuwan dari Universitas Tsinghua, China, berhasil menciptakan jaringan korpora kavernosa—bagian dalam penis yang berfungsi dalam proses ereksi. Korpora kavernosa ini memiliki struktur berongga yang memungkinkan darah mengalir untuk menciptakan tekanan dan mempertahankan ereksi.
- Dengan teknologi 3D bioprinting, para ilmuwan mencetak jaringan ini menggunakan bioink yang mengandung sel hidup.
- Jaringan yang dihasilkan nyaris identik dengan jaringan asli—baik dari segi struktur maupun elastisitas.
- Hasilnya? Jaringan ini mampu mensimulasikan mekanisme ereksi alami!
“Kami berhasil menciptakan jaringan dengan struktur mikro yang memungkinkan sirkulasi darah berjalan seperti jaringan ereksi alami,” kata dr Xuetao Shi, salah satu peneliti utama dalam proyek ini, dikutip dari IFLScience, Senin (10/3/2025).
Hasil Penelitian dan Efektivitas
Para ilmuwan menguji jaringan cetak 3D ini pada kelinci dan babi yang mengalami cedera korpora kavernosa. Hasilnya sangat menjanjikan:

- Jaringan 3D yang ditanamkan berhasil menyatu dengan jaringan alami tanpa menyebabkan reaksi penolakan.
- Kelinci dan babi yang menerima transplantasi mampu mengalami ereksi kembali dan bereproduksi secara normal.
- Fungsi pembuluh darah dalam jaringan cetak 3D berjalan dengan baik, memungkinkan aliran darah yang cukup untuk ereksi.
Ini berarti, teknologi 3D bioprinting punya potensi besar untuk menjadi solusi medis bagi pria yang mengalami DE akibat cedera atau operasi!
Masa Depan Pengobatan Disfungsi Ereksi
Saat ini, pengobatan DE terbatas pada beberapa metode seperti:
- Obat-obatan (Viagra, Cialis, dll.), yang hanya bersifat sementara
- Implan penis, yang membutuhkan prosedur bedah dan dapat menimbulkan efek samping
- Terapi hormon atau operasi rekonstruksi, yang efektivitasnya masih terbatas
Dengan hadirnya teknologi cetak 3D ini, di masa depan laki-laki yang mengalami DE akibat cedera atau kondisi medis mungkin tidak perlu lagi bergantung pada obat-obatan atau prosedur invasif.
“Jika teknologi ini dapat diterapkan pada manusia, kita dapat menciptakan solusi yang lebih alami dan permanen untuk masalah disfungsi ereksi,” jelas dr Shi.
Implementasi Pengobatan pada Manusia
Meskipun menjanjikan, teknologi ini belum siap untuk diterapkan secara luas. Masih ada beberapa tahapan penting yang harus dilewati:
- Uji klinis pada manusia, untuk memastikan keamanan dan efektivitas jaringan cetak 3D
- Pengembangan teknologi bioink, agar jaringan yang dihasilkan semakin mirip dengan jaringan asli manusia
- Persetujuan regulasi, dari lembaga kesehatan global seperti FDA sebelum dapat digunakan dalam prosedur medis
Para ilmuwan optimis bahwa dalam beberapa tahun ke depan, teknologi ini bisa menjadi alternatif utama untuk pengobatan DE.