Menahan diri adalah bagian dari banyak aspek kehidupan, mulai dari mengendalikan emosi hingga menunda kepuasan. Tapi tahukah kamu bahwa konsep ini juga memiliki kaitan erat dengan dunia BDSM?
Iya! Kamu nggak salah baca! BDSM (Bondage, Discipline, Dominance, Submission) bukan hanya soal cambuk dan rantai, tapi juga tentang kontrol diri, kesabaran, dan keseimbangan kekuatan dalam suatu hubungan. Dan kalau dipikir-pikir, banyak prinsip dalam BDSM yang bisa menjadi refleksi diri dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Esensi Praktik BDSM
Menahan diri bukan hanya sekadar menekan keinginan sesaat, tapi juga tentang memahami batasan diri dan orang lain. Dalam BDSM, ada satu aspek yang sangat mirip: discipline dan control. Baik Dominant maupun Submissive dalam BDSM sama-sama memahami pentingnya mengendalikan keinginan dan membangun batasan.
Disiplin dan Kontrol
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine menemukan bahwa individu yang terlibat dalam praktik BDSM, cenderung memiliki tingkat kesadaran diri dan kontrol emosi yang lebih tinggi. BDSM juga melatih seseorang untuk menunda kepuasan demi tujuan yang lebih besar. Ini menunjukkan bahwa BDSM membutuhkan ketahanan mental yang kuat.
Sensory Deprivation & Fokus Kesadaran
Dalam BDSM, teknik sensory deprivation atau menahan satu indera digunakan untuk meningkatkan pengalaman dan kesadaran. Misalnya, menutup mata seseorang bisa membuat sentuhan lebih intens.
Menurut penelitian dalam Journal of Applied Social Psychology, sensory deprivation dapat meningkatkan fokus dan kesadaran diri seseorang. Ini bisa dikaitkan dengan bagaimana kita mengontrol panca indera, membatasi distraksi eksternal, dan lebih fokus pada keseimbangan batin. Dengan membatasi satu aspek, kita bisa lebih peka terhadap hal-hal lain dalam hidup.
Aftercare: Pemulihan Setelah Tantangan
Di dunia BDSM, aftercare sangat penting. Setelah sesi yang intens, Dominant dan Submissive merawat satu sama lain untuk memastikan kondisi mental dan emosional tetap stabil. Ini bisa berupa sentuhan lembut, minuman hangat, atau sekadar ucapan menenangkan.
Sebuah studi dalam Archives of Sexual Behavior menekankan bahwa aftercare membantu menjaga keseimbangan emosional setelah pengalaman yang penuh tantangan. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, aftercare bisa kita terapkan pada diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Setelah melalui tantangan atau ujian, kita butuh merawat diri dengan bijak, menghindari berlebihan, serta memastikan tubuh dan pikiran tetap sehat. Menahan diri bukan sekadar tantangan, tapi juga tentang perawatan diri.
BDSM & Praktik Menahan Diri dalam Kehidupan
Mungkin bagi sebagian orang, BDSM terdengar bertolak belakang dengan nilai spiritualitas. Tapi kalau dilihat lebih dalam, esensi BDSM yang menekankan disiplin, kontrol diri, dan kepercayaan memiliki banyak kesamaan dengan berbagai ajaran reflektif dalam kehidupan.
Menurut artikel di The Conversation, banyak elemen BDSM yang sejajar dengan praktik-praktik dalam tradisi spiritual yang menekankan pengendalian diri dan refleksi. Jadi, keduanya bukanlah konsep yang sepenuhnya bertentangan