Bayangkan, setiap kali mencapai orgasme, kamu malah mengalami hidung tersumbat, bersin-bersin, atau bahkan merasa demam. Kedengarannya aneh, tapi ini nyata! Kondisi langka ini dikenal sebagai Post-Orgasmic Illness Syndrome (POIS).
Dikutip dari People [https://people.com/man-22-allergic-to-his-orgasms-8786205] seorang pria berusia 22 tahun mengalami gejala mirip flu setiap kali orgasme dan berlangsung selama 2-3 hari. Hal ini menyebabkan dirinia kesulitan dalam urusan sexual.
Kasusnya menarik perhatian banyak orang, termasuk para ahli medis. Bagaimana kondisi ini bisa terjadi? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Apa Itu Post-Orgasmic Illness Syndrome (POIS)?
POIS adalah kondisi langka di mana seseorang mengalami berbagai gejala fisik dan kognitif setelah ejakulasi. Gejalanya mirip flu dan dapat berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari setelah orgasme.
Kondisi ini pertama kali dilaporkan pada tahun 2002, dan hingga saat ini hanya sekitar 60 kasus yang didokumentasikan secara medis di seluruh dunia. Meski jarang terjadi, dampaknya bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya.
Gejala Umum POIS
Gejala Post-Orgasmic Illness Syndrome (POIS) bisa bervariasi pada setiap individu. Beberapa gejala yang paling sering dilaporkan meliputi:
- Kelelahan ekstrem dan lemas
- Hidung tersumbat atau berair, bersin-bersin
- Mata gatal, merah, atau berair (konjungtivitis)
- Brain fog (kesulitan berpikir jernih)
- Sakit kepala dan nyeri otot
- Demam ringan atau menggigil
- Sulit konsentrasi dan bicara tidak jelas
Seorang pasien berusia 22 tahun melaporkan bahwa gejala ini muncul dalam waktu 2-3 jam setelah orgasme dan memburuk selama 8-10 jam berikutnya. Efeknya bahkan bisa bertahan hingga 2-3 hari, menyebabkan gangguan signifikan pada aktivitas sehari-hari.
Apa Penyebab POIS?
Meski penyebab pasti POIS belum sepenuhnya diketahui, beberapa ahli menduga bahwa kondisi ini berkaitan dengan respons autoimun tubuh terhadap protein dalam sperma. Dengan kata lain, tubuh penderita menganggap spermanya sendiri sebagai zat asing dan memicu reaksi alergi.
Menurut Dr. Michael D. Freeman, seorang spesialis alergi dan imunologi dari American College of Allergy, Asthma, and Immunology, tubuh penderita POIS bereaksi terhadap ejakulasi layaknya respons terhadap alergen.
Bagaimana Cara Mengatasi dan Mengobati POIS?
Karena kasusnya yang langka, belum ada pengobatan standar untuk POIS. Namun, beberapa pasien menunjukkan respons positif terhadap terapi berikut:
- Antihistamin: Obat alergi ini dapat membantu meredakan gejala seperti hidung tersumbat dan mata gatal.
- Anti-inflamasi: Membantu mengurangi peradangan dan nyeri otot yang sering menyertai POIS.
- Omalizumab: Obat yang umumnya digunakan untuk mengobati asma berat, menunjukkan hasil signifikan dalam mengurangi gejala POIS pada beberapa pasien.
Seorang pria di Amerika Serikat yang mengalami POIS sejak usia 18 tahun mengaku bahwa antihistamin bernama fexofenadine membantu mengurangi gejalanya secara signifikan. Dengan pengobatan yang tepat, ia akhirnya bisa menjalani kehidupan seksual yang lebih normal.
Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter?
Jika kamu mengalami gejala mirip flu atau merasa lemas setelah orgasme, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis alergi atau imunologi. Diagnosa yang tepat sangat penting untuk menemukan pengobatan yang sesuai dan meningkatkan kualitas hidup.
Post-Orgasmic Illness Syndrome (POIS) mungkin terdengar aneh atau tidak biasa, tetapi ini adalah kondisi medis nyata yang bisa berdampak besar pada kehidupan penderitanya. Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, ada berbagai pengobatan yang dapat membantu meredakan gejala.