Fingering yang Enggak Bikin Baper

Memasuki tahun ketiga tanpa melakukan hubungan seksual dengan partner, akhirnya saya memutuskan untuk menjalani aktivitas seks yang cukup intim tapi tetap tanpa penetrasi, yaitu mendapatkan “Permainan Jari” atau Fingering.

Ternyata, kembali merasakan keintiman dengan “teman bermain” sangat menyenangkan. Pelukan, ciuman penuh gairah, itu sangat menyenangkan, tapi kurang nendang cuy. Butuh sesuatu yang lebih dari sekadar grepe-grepe enggak jelas, sensasi “tuntas” tapi enggak buat baper dan merana. Apakah itu? Kalau buat saya sih, itu fingering. Fingering merupakan aktivitas seks yang cukup memuaskan tapi tergolong “aman”.

Penggunaan kata “aman” disini merujuk pada fakta bahwa fingering memberikan keintiman yang cukup, namun tidak terlalu banyak melibatkan perasaan. Hal ini cukup aman bagi saya yang mudah baper. Saya membatasi diri cukup dengan fingering. 

Selain itu, fingering juga memungkinkan untuk gerakan “menggoda” yang dapat memberikan sensasi berbeda karena tidak seperti mastrubasi dengan jari sendiri atau bidet yang terkadang cukup melelahkan, menerima fingering dari partner selalu ada elemen kejutan.

Belakangan saya memilih untuk menghindari hubungan intim karena ternyata seringkali berakhir dengan keterlibatan emosional yang membuat saya mudah terbawa perasaan. Saya orang yang mudah baper, lebih baik saya menjaga jarak dan menghindari kemungkinan terlibat dalam hubungan seks yang bersifat sementara aka pertukaran “keringat” semata. 

Menurut saya, di usia yang saat ini, kebutuhan saya adalah mencari hubungan yang stabil dan mapan. Tapi, seperti yang diungkapkan oleh Phoebe Buffay, “Well, he may not be my soul mate, but a girl’s gotta eat…” saya juga punya kebutuhan. So, sebagai solusi, saya memilih fingering untuk memenuhi kebutuhan intim tanpa terlalu banyak terlibat secara emosional.

To be honest, ketika “momen” fingering terjadi, manusia yang memainkan jarinya di V saya mau menginginkan hubungan seksual yang lebih lanjut. Untungnya dia cukup waras untuk menghormati keputusan saya. Selesai melakukan fingering, saya merasa puas seperti mendapat nilai 8 dalam ujian hohoho…

Supaya Fingering Enggak Bikin Baper

Setiap orang memiliki preferensi masing-masing dalam menikmati seksualitas dan kehidupan seks. Saya lebih suka terlibat dengan seseorang yang sudah saya kenal, karena sulit bagi saya untuk merasa terangsang tanpa mengetahui lebih banyak tentang mereka.

Ketika bermain solo-pun aka masturbasi, saya perlu berimajinasi tentang seseorang. Saat sedang tidak punya ketertarikan dengan siapa-siapa, justru ini yang membuat saya bingung. Apa yang harus saya imajinasikan saat saya sedang meraba-raba kelamin?

Balik lagi ke si manusia yang mem-fingering saya ini, saya sempat merasa agak was-was mengenai kemungkinan baper setelah fingering, ternyata enggak perlu khawatir. Setelah aktivitas selesai, kami masih bisa menjalani relasi dan ngobrol seperti biasa–tanpa drama. Imho sih, karena sudah jelas dengan ekspektasi masing-masing. Percaya enggak kalau hubungan seks menjadi lebih sederhana dan tanpa kemelut, ketika harapan dan tujuan telah disepakati.

Memberikan batasan dalam aktivitas seksual merupakan hal penting agar merasa nyaman dan tidak melibatkan diri terlalu jauh. Dan untuk si manusia “fingering” ini, saya sudah mengenal profilnya. Cukup istimewa untuk diajak “cukup intim” tapi tidak worth it untuk hubungan jangka panjang. Buat dia, saya juga bukanlah perempuan yang ingin dia ajak “mengayuh perahu” bersama. Kami hanyalah dua orang manusia yang bersepakat untuk berbagi “keintiman”. That’s all. 

Penting untuk selalu jujur dan terbuka mengenai ekspektasi dalam hubungan seks, agar masing-masing pihak dapat menghindari risiko dan konsekuensi yang tidak diinginkan. Jika seseorang tidak siap dengan risikonya, lebih baik menjaga jarak atau menetapkan batasan yang masih dapat diterima secara logika dan emosi.Bagi yang cenderung baperan dan sulit melakukan seks tanpa komitmen jangka panjang, mastrubasi-lah dengan mainan seks yang canggih. Sex toys diciptakan untuk menjadi alternatif ketika tidak ada pasangan untuk “bermain”. Kamu enggak perlu bergantung pada manusia untuk memberikan pleasure untuk dirimu sendiri!

Articles You Might Like

Share This Article